natural_love



Imam Nawawi Al-Bantani pernah menuliskan keagungan Fatimah Az-Zahra ketika berbicara hak dan kewajiban suami istri. Berikut kutipannya seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
Suatu hari Rasulullah SAW menjenguk Az-Zahra ketika ia sedang membuat tepung dengan alat penggiling sambil menangis. " Kenapa menangis, Fatimah?" tanya Rasulullah SAW, "mudah-mudahan Allah tidak membuat matamu menangis lagi".

"Ayah , aku menangis karena batu penggiling ini dan aku hanya menangisi kesibukanku yang silih berganti", jawab Fatimah.

Rasulullah SAW kemudian mengambil tempat duduk disisinya."Ayah demi kemuliaanmu, mintakan kepada Ali supaya membelikan seorang budak untuk membantu pekerjaan-pekerjaanku membuat tepung dan menyelesaikan pekerjaan rumah", tutur Fatimah.

Setelah mendengar perkataan putrinya, beliau berjalan menuju penggilingan dan mengambil Segenggam biji-bijian gandum dimasukkan ke penggilingan. Dengan membaca bismillahirrahmanir rahiim maka berputarlah penggilingan itu atas izin Allah. Demikian seterusnya sampai biji-bijian tersebut habis.

Kemudian beliau berkata "Berhentilah atas izin Allah". Seketika itu juga alat tersebut berhenti. Kemudian beliau berkata"Hai orang-orang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakunya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya dan mereka selalu mengerjakan segala yang diperintahkanNya" (QS At-tahrim:6)

Merasa takut jika menjadi batu yang kelak masuk neraka, tiba-tiba batu itu bisa berbicara atas izin Allah. Ia berbicara dengan bahasa Arab yang fasih. Selanjutnya batu itu berkata, "Ya Rasulullah, demi Dzat Yang Mengutusmu dengan hak menjadi Nabi dan Rasul seandainya engkau perintahkan aku menggiling biji-bijian yang ada diseluruh jagat timur dan barat, pastilah akan kugiling semuanya".

Dan aku mendengar pula, kata Abu Hurairah yang meriwayatkan kisah ini, bahwa Nabi SAW bersabda, "Hai batu, bergembiralah kamu sesungguhnya kamu termasuk batu yang kelak dipergunakan untuk membangun gedung Fatimah di surga". Setelah itu batu penggiling bergembira dan berhenti.

Nabi SAW bersabda kepada putrinya, "Kalau Allah berkehendak, pasti batu penggiling itu akan berputar sendiri untukmu. Tetapi Allah berkehendak mencatat kebaikan-kebaikan untuk dirimu dan menghapus keburukan - keburukanmu serta mengangkat derajatmu.

Hai Fatimah, setiap istri yang membuatkan tepung untuk suami dan anak-anaknya, maka Allah akan mencatat baginya memperoleh kebajikan dari setiap butir biji yang tergiling dan menghapus keburukan serta meninggikan derajatnya.

Hai fatimah, setiap istri yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisirkan rambut mereka dan mencucikan baju mereka, maka Allah mencatatkan pahala seperti pahala orang yang memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.

Hai Fatimah, setiap istri yang mencegah kebutuhan tetangganya, maka Allah akan mencegahnya untuk minum air dari telaga Kautsar pada hari kiamat.

Hai Fatimah, tetapi yang lebih utama dari semua itu adalah keridhoan suaminya. Sekiranya suamimu tidak meridhoimu, tentu aku tidak akan mendoakanmu. Bukankah engkau mengerti Fatimah bahwa ridho suami akan menjadi bagian dari ridho Allah dan kebencian suami merupakan kebencian Allah.

Hai Fatimah, manakala seorang istri mengandung maka para malaikat memohon ampun untuknya dan setiap hari dirinya dicatat memperoleh seribu kebajikan dan seribu keburukannya dihapuskan. Apabila telah mencapai rasa sakit (menjelang kelahiran) maka akan dicatat seperti pahala orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Apabila telah melahirkan, dirinya terbebas dari segala dosa seperti keadaannya setelah dilahirkan ibunya.

Hai Fatimah, setiap istri yang melayani suaminya dengan niat benar, maka dirinya terbebas dari dosa-dosa seperti pada hari dirinya dilahirkan ibunya. Ia tidak keluar dari dunia (mati) kecuali tanpa membawa dosa. Ia menjumpai kuburnya sebagai pertamanan surga. Allah memberikan pahala seperti seribu orang yang berhaji dan umrah dan seribu malaikat memohon ampunan untuknya hingga kiamat.

Hai Fatimah, setiap istri yang tersenyum manis di muka suaminya, maka Allah memperhatikannya dengan penuh rahmat.

Hai Fatimah, setiap istri yang menyediakan diri tidur bersama suaminya dengan sepenuh hati, maka ada seruan yang ditujukan kepadanya dari langit. "Hai wanita, menghadaplah dengan membawa amalmu. Sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang akan datang".

Hai Fatimah, setiap istri yang meminyaki rambut suaminya demikian pula jenggotnya, memangkas kumis dan memotong kuku-kukunya maka Allah kelak memberi minum kepadanya Rahiqim makhtum (tuak jernih yang bersegel) dan dari sungai yang ada di surga. Bahkan Allah akan meringankan beban sakratul maut. Kelak dirinya akan menjumpai kuburnya bagaikan taman surga. Allah mencatatnya terbebas dari neraka dan mudah melewati shirath".

Mihrab Agung Orang-orang tercinta

Fatimah Az-Zahra mendidik sendiri dua putra dan dua putrinya yang diamanahkan Allah SWT kepadanya. Ia susui anak-anaknya dengan ASInya sendiri. Ia memilih untuk mendekap anaknya meskipun kepayahan bekerja dan tak ada orang yang mau menggantikan karena ibulah yang bisa menyayangi anaknya bukan orang lain.

Bilal bercerita " saya melewati Fatimah yang sedang menggiling, sementara anaknya menangis" kata Bilal. Bilal berkata kepadanya, "Jika engkau mau biar aku yang memegang gilingan dan engkau memegang anak itu. Atau aku yang memegang anak itu dan engkau memegang gilingan".

Fatimah berkata, " Aku lebih dapat mengasihi anak-anaku dibandingkan engkau".

Sebagaimana istrinya Ali juga menolak orang yang membawakan makanan yang akan diberikan kepada anaknya (Subhanallah, betapa hati-hatinya beliau menjaga keberkahan).

Seorang pedagang pakaian pernah mendapat cerita dari neneknya, "Saya melihat Ali Ra membeli kurma dengan harga satu dirham, lalu beliau membawanya dibungkus selimut. Saya berkata kepadanya atau seseorang berkata kepadanya, "Saya yang akan membawanya wahai Amirul Mukminin". Beliau menjawab " Jangan! Kepala keluarga lebih berhak membawanya."

Dikutip dari : "Disebabkan oleh Cinta, kupercayakan Rumahku Padamu", M. Fauzil Adhim.

Menurut kami, cukuplah Rasul kita jadikan suri tauladan untuk para suami dan cukuplah Fatimah Azzahra kita jadikan suri tauladan untuk para istri.

Wallahu'alam bishowwab.
natural_love
*RI LOVE KA* UHIBBUKUM FILLAH: 18 AGUSTUS 2010 untuk ABDUL KORI
natural_love
*RI LOVE KA* UHIBBUKUM FILLAH: DOA UNTUK KEKASIH HATI
natural_love
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004). Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2000). Post Partum adalah selang waktu antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Mochtar, 2002). Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.

Tujuan Perawatan Perineum

Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2002), adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan.
Sedangkan menurut Moorhouse et. al. (2001), adalah pencegahan terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi dalam 28 hari setelah kelahiran anak atau aborsi.

Bentuk Luka Perineum

Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu :

1. Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan. (Hamilton, 2002).

2. Episotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi (Eisenberg, A., 1996).
Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang sedang dalam keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh kepala janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestasi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestasi epiderual. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau mediolateral. Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki (Jones Derek, 2002).

Pada gambar berikut ini dijelaskan tipe episotomi dan rupture yang sering dijumpai dalam proses persalinan yaitu :
1. Episiotomi medial
2. Episiotomi mediolateral

Sedangkan rupture meliputi
1. Tuberositas ischii
2. Arteri pudenda interna
3. Arteri rektalis inferior

Gambar 1. Tipe-Tipe Episiotomi
Lingkup Perawatan
Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung lochea (pembalut) (Feerer, 2001).

Sedangkan menurut Hamilton (2002), lingkup perawatan perineum adalah
1. Mencegah kontaminasi dari rektum
2. Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma
3. Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.

Waktu Perawatan

Menurut Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah
1. Saat mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
2. Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
3. Setelah buang air besar.
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan.

Penatalaksanaan

1. Persiapan
a. Ibu Pos Partum
Perawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan posisi ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi kaki terbuka.
b. Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower air hangat dan handuk bersih. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air hangat, pembalut nifas baru dan antiseptik (Fereer, 2001).

2. Penatalaksanaan
Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan anak mengurangi rasa ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah infeksi, dan meningkatkan penyembuhan dengan prosedur pelaksanaan menurut Hamilton (2002) adalah sebagai berikut:
a. Mencuci tangannya
b. Mengisi botol plastik yang dimiliki dengan air hangat
c. Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah mengarah ke rectum dan letakkan pembalut tersebut ke dalam kantung plastik.
d. Berkemih dan BAB ke toilet
e. Semprotkan ke seluruh perineum dengan air
f. Keringkan perineum dengan menggunakan tissue dari depan ke belakang.
g. Pasang pembalut dari depan ke belakang.
h. Cuci kembali tangan

3. Evaluasi
Parameter yang digunakan dalam evaluasi hasil perawatan adalah:
a. Perineum tidak lembab
b. Posisi pembalut tepat
c. Ibu merasa nyaman


Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Perineum
1. Gizi
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan sangat membutuhkan protein.

2. Obat-obatan
a. Steroid : Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan menggangu respon inflamasi normal.
b. Antikoagulan : Dapat menyebabkan hemoragi.
c. Antibiotik spektrum luas / spesifik : Efektif bila diberikan segera sebelum pembedahan untuk patolagi spesifik atau kontaminasi bakteri. Jika diberikan setelah luka ditutup, tidak efektif karena koagulasi intrvaskular.

3. Keturunan
Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya dalam penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipisan protein-kalori.

4. Sarana prasarana
Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam perawatan perineum akan sangat mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kemampuan ibu dalam menyediakan antiseptik.

5. Budaya dan Keyakinan
Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kebiasaan tarak telur, ikan dan daging ayam, akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat mempengaruhi penyembuhan luka.

Dampak Dari Perawatan Luka Perinium

Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut ini :
1. Infeksi
Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum.
2. Komplikasi
Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.
3. Kematian ibu post partum
Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah (Suwiyoga, 2004).
natural_love

Ya Allah....
tolong pegami hamba...
tolong kuatkan hati hamba untuk menerima kenyataan ini..
ikhlaskan yang telah berlalu..

Ya Rabbku..
ingin tangisku hanya untuk Mu
tapi hati ini sakit,harus ku terima..

Ya Rabb..
kembalikan kesadaranku agar ku selalu mengingat MU
dan tak perlu menangisi nafsu..

aku lelah dan terlalu sembab untuk menangis lagi malam ini...
natural_love

Allah...
dalam kesunyian yang seharusnya ku bisa tertidur lelap,aku terjaga dan terenggut dari tidur lelapku,, seolah aku bermimpi tapi di paksa kasar untuk terbangun.. aku sakit dan terluka ... aku hanya bisa menangis dan terdiam.. aku bagai orang bodoh yang ternyata baru kusadari sebuah kenyataan yang sejak dulu ku cari kebenarannya,,, kadang ku muak dan ingin muntah..kenapa dulu ku begitu bodoh tak menyadari tipuan keindahan yang telah di suguhkan untukku..
begitu apik dan tak terlihat,,, kau pandai sekali wahai pujangga,, kau hancurkan hatiku ketika ku telah jauh melayang di belenggu mimpi.. tapi terhempas jatuh ketanah dengan sakit berkali lipat kau banting aku dengan sebuah kenyataan pahit..

Allah..
aku menahan rasa perih ini tapi maafkan bila ku kembali menangis,, ku tahan rasa mual ku tapi tak bisa kutahan air mataku.. hingga saat itu tiba tah sampai kapan..
aku telah tertipu.. atau aku sendiri yang begitu bodoh mengharapkan yang telah aku sia2 kan.. makanya aku terbalaskan..

Allah..
sesak dadaku tapi aku tak mungkin bisa berontak,karena yang membuat sumbat dari dalam diriku sendiri,, kadang aku berfikir kenapa aku tak henti menyakiti diri sendiri padahal itu hanya membuat tangis dan rasa bimbang..

Allah..
aku tak bisa membenci tapi juga mau pecah rasanya kepala ku memikirkannya..
aku ga bisa membenci atas nama keindahan..
aku hanya bisa mencintai yang tak bisa ku mengerti sebelumnya bahwa dulu aku pernah terbuai akan mimpi.. tapi Allah.. mimpi itu akan kembali terenggut lagi??? walau aku telah di kelabuhi tapi aku hanya bisa memaafkan.. rasa sakit ini takan ku biarkan menghancurkan asa yang kini telah memberi senyum .... biarkan rasanya membusuk dan jangan di cari lagi..

Tapi Allah..
hatiku selalu bertanya "mengapa aku megitu suka mencari tahu dan menyakiti hatiku ketika ku tahu?" sedang aku tak bisa menolak perasaan bahagiaku...

pa bila yang membangun dengan buaian dua kata satu lidah yang dulu..
semoga sekarang kata itu hanya satu lidah untuk kebahagiannku...
dan berusahalah tersenyum eka,, pandang hari esok yang lebih cerah..
natural_love
KEYZ LOVER PANGERANKU
natural_love

Kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Saw. dalam sabdanya, “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah“. (HR. Muslim).

———-
Oleh: Abdullah Gymnastiar

MQ Media Online – Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri.

Mulialah wanita shalihah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan. Jika ia wafat, Allah akan menjadikannya bidadari di surga. Kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Saw. dalam sabdanya, “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”. (HR. Muslim).


muslimahmokuliah
Dalam Al-Quran surat An-Nur: 30-31, Allah Swt. memberikan gambaran wanita shalihah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya. Ia selalu taat kepada Allah dan Rasul Nya. Make up- nya adalah basuhan air wudhu. Lipstiknya adalah dzikir kepada Allah. Celak matanya adalah memperbanyak bacaan Al-Quran.

Wanita shalihah sangat memperhatikan kualitas kata-katanya. Tidak ada dalam sejarahnya seorang wanita shalihah centil, suka jingkrak-jingkrak, dan menjerit-jerit saat mendapatkan kesenangan. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Dia sadar betul bahwa kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah).

Wanita shalihah itu murah senyum. Baginya, senyum adalah shadaqah. Namun, senyumnya tetap proporsional. Tidak setiap laki-laki yang dijumpainya diberikan senyuman manis. Senyumnya adalah senyum ibadah yang ikhlas dan tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain.

Wanita shalihah juga pintar dalam bergaul. Dengan pergaulan itu, ilmunya akan terus bertambah. Ia akan selalu mengambil hikmah dari orang-orang yang ia temui. Kedekatannya kepada Allah semakin baik dan akan berbuah kebaikan bagi dirinya maupun orang lain.

Ia juga selalu menjaga akhlaknya. Salah satu ciri bahwa imannya kuat adalah kemampuannya memelihara rasa malu. Dengan adanya rasa malu, segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Ia tidak akan berbuat sesuatu yang menyimpang dari bimbingan Al-Quran dan Sunnah. Ia sadar bahwa semakin kurang iman seseorang, makin kurang rasa malunya. Semakin kurang rasa malunya, makin buruk kualitas akhlaknya.

Pada prinsipnya, wanita shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Rambu-rambu kemuliaannya bukan dari aneka aksesoris yang ia gunakan. Justru ia selalu menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Kecantikan satu saat bisa jadi anugerah yang bernilai. Tapi jika tidak hati-hati, kecantikan bisa jadi sumber masalah yang akan menyulitkan pemiliknya sendiri.

Saat mendapat keterbatasan fisik pada dirinya, wanita shalihah tidak akan pernah merasa kecewa dan sakit hati. Ia yakin bahwa kekecewaan adalah bagian dari sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa minder dengan keterbatasannya. Pribadinya begitu indah sehingga make up apa pun yang dipakainya akan memancarkan cahaya kemuliaan. Bahkan, kalaupun ia “polos” tanpa make up sedikit pun, kecantikan jiwanya akan tetap terpancar dan menyejukkan hati orang-orang di sekitarnya.

Jika ingin menjadi wanita shalihah, maka belajarlah dari lingkungan sekitar dan orang-orang yang kita temui. Ambil ilmunya dari mereka. Bahkan kita bisa mencontoh istri-istri Rasulullah Saw. seperti Aisyah. Ia terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anak.

Contoh pula Siti Khadijah, figur istri shalihah penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah Swt. Beliau berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah. Begitu kuatnya kesan keshalihahan Khadijah, hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasulullah walau Khadijah sendiri sudah meninggal. Bisa jadi wanita shalihah muncul dari sebab keturunan. Seorang pelajar yang baik akhlak dan tutur katanya, bisa jadi gambaran seorang ibu yang mendidiknya menjadi manusia berakhlak. Sulit membayangkan, seorang wanita shalihah ujug-ujug muncul tanpa didahului sebuah proses. Di sini, faktor keturunan memainkan peran. Begitu pun dengan pola pendidikan, lingkungan, keteladanan, dan lain-lain. Apa yang tampak, bisa menjadi gambaran bagi sesuatu yang tersembunyi.

Banyak wanita bisa sukses. Namun tidak semua bisa shalihah. Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri. Tidak akan rugi jika seorang remaja putri menjaga sikapnya saat mereka berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas ilmu, amal, dan ibadah kita. Ada sebuah ungkapan mengatakan, “Jika kita ingin mengenal pribadi seseorang maka lihatlah teman-teman di sekelilingnya.”

Peran wanita shalihah sangat besar dalam keluarga, bahkan negara. Kita pernah mendengar bahwa di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang sangat hebat. Jika wanita shalihah ada di belakang para lelaki di dunia ini, maka berapa banyak kesuksesan yang akan diraih. Selama ini, wanita hanya ditempatkan sebagai pelengkap saja, yaitu hanya mendukung dari belakang, tanpa peran tertentu yang serius. Wanita adalah tiang Negara. Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa. Kita tinggal memilih, apakah akan menjadi tiang yang kuat atau tiang yang rapuh? Jika ingin menjadi tiang yang kuat, kaum wanita harus terus berusaha menjadi wanita shalihah dengan mencontoh pribadi istri-istri Rasulullah.

Dengan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya, maka pesona wanita shalihah akan melekat pada diri kaum wanita kita.